Pages

Sabtu, 06 Oktober 2012

Novel Sepatu Dahlan

Mata berkunang-kunang, keringat bercucuran, lutut gemetaran, telinga mendenging....
Siksaan akibat rasa lapar ini memang tak asing tetapi masih saja berhasil mengusikku...
Sungguh aku butuh tidur. Sejenak pun bolehlah. Supaya lapar ini terlupakan.

Kehidupan mendidik Dahlan kecil dengan keras. Baginya rasa perih karen alapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Begitu pula dengan lecet dikakinya, bukti perjuangan dalam meraih ilmu. Dia harus berjalan berkilo kilometer untuk bersekolah tanpa alas kaki, Tak hanya itu sepulang belajar masih banyak pekerjaan yang harus dilakukannya demi sesuap tiwul. Mulai dari nguli nyeset, nguli nandur, sampai melatih tim voli anak-anak juragan tebu.
Semua itu tak membuat Dahlan putus asa. Tak juga berarti keceriaan masa kanak-kanaknya hilang. Ketegasan sang Ayah serta kelembutan hati sang Ibu membuatnya bertahan. Persahabatn yang murni menyemangatinya untuk terus berjuang.Dan apapun yang terjadi, Dahlan terus berusaha mengejar dua cita-cita besarnya:sepatu dan sepeda


















1 komentar:

  1. Pertamakalinya baca novel sepatu Dahlan aku langsung bilang wow, tambah terus tambah terus dan tak bosan walaupun membacanya berkali-kali. Novel Sepatu Dahlan merupakan trilogi novel inspirasi Dahlan Iskan.Saya sendiri sudah lama kagum dengan sosok bapak Dahlan Iskan, tentang kesederhanaan Beliau dan kebijakan-kebijakan Beliau. Sosok seperti beliaulah yang dibutuhkan di negeri ini. Doa untuk Beliau semoga Alloh mengkaruniakan kesehatan dan keistiqomahan untuk selalu berjalan dijalanNya.

    BalasHapus