Pages

Minggu, 11 September 2016

Sepenggal Kenangan di Hari Raya idul Adha

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar,  ...
Laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar walillaahilhamd

Malam ini suara takbir bergema di mana-mana, dan setiap takbir bergema selalu ada kerinduan pada kampung halaman, selalu ada rindu kepada orang-orang tercinta. Rindu masa-masa kecil saat malam takbir akan tiba maka siangnya pasti ribet cari oncor (obor yang terbuat dari bambu) atau jika tidak bambu pakai batang dari daun pepaya.  Rindu suara takbir yang bergema sampai larut malam kemudian di lanjut sebelum subuh. Ah setiap kali lebaran entah lebaran Idul Fitri atau lebaran Idul adha selalu ada rasa campur aduk di hati. Rasa senang, sedih dan rasa rindu terutama rindu pada orang-orang yang terkasih yang sudah meninggalkan kita. Rindu saat masih kanak-kanak berkumpul dengan Bapak, emak, mbak, adik.

Sejenak mengenang kenangan - kenangan hari raya Idul Adha jaman dulu.Kebiasaan yang kusukai jika di malam lebaran idul fitri maupun idul adha itu adalah shalat jamaah di masjid setelah itu kirim doa kepada keluarga yang sudah meninggal. Selesai kirim doa pas jamannya masih SD sukanya ikut takbiran keliling kampung. Rasanya senang sekali habis takbiran biasanya langsung ngantuk lanjut tidur dengan harapan besuk harus shalat subuh jamaah di masjid. Itu jaman masih SD kalau jamannya Mts biasanya malam lebaran idul Adha kita nginap di sekolah. Kebetulan ketika kelas 2 ikut organisasi yang waktu itu bergengsi yakni OSIS. Masih ingat dulu kita yang anggota OSIS takbir keliling pakai pick Up.. Takbir rame-rame senang karena memang jarang-jarang momen seperti ini. Masa SMA habis shalat Isya biasanya hanya di rumah saja sambil makan camilan dan dengerin suara takbir di masjid depan rumah.

Dan satu lagi kebiasaan yang dilakukan ketikan idul Adha adalah nonton penyembelihan hewan kurban. Walau sebenarnya nggak lihat waktu nyembelihnya tapi nggak tau juga kayaknya nggak seru kalau nggak datang ke tempat. Para bapak sibuk motong dan membersihkan daging kurban. Yang bertugas membagikan biasanya adalah anak-anak kecil dan anak-anak muda. Ibu-ibu juga sibuk memasak daging untuk konsumsi semuanya. Inilah yang selalu dikangenin gotong royong ala orang desa. Setelah tugas selesai , daging kurban sudah dibagikan dan masakan sudah masak , maka saatnya makan bersama-sama. 

Demikian secuil kenangan kegiatan di hari raya Idul Adha  jaman dulu , harapannya mudah-mudahan suatu saat bisa merayakan hari raya Idul Adha di tanah suci di kota Mekah bersama dengan keluarga tercinta. Amin Ya Alloh...



Trenggalek, 11 September 2016
Malam takbir Hari Raya Idul Adha 1437 H





Sabtu, 10 September 2016

Tips Supaya Daging Kambing dan Sapi Cepat Empuk dan Tidak Alot

Buat saya pribadi tips ini sangat membantu banget, karena selain bisa menghemat waktu memasak juga tentunya bisa menghemat anggaran dapur alias bisa mengehmat gas hehehe

Dan berikut ada  tips yang saya ketahui sebagai salah satu langkah supaya acara memasak daging menjadi lebih singkat alias membuat daging menjadi empuk.


1. Menggunakan daun Pepaya
    Balut daging dengan pepaya, diamkan selama kurang lebih 1 jam . Enzim dalam daun pepaya  selain bisa membuat serat daging menjadi lembut tetapi juga bisa menghilangkan aroma menyengat. Cara ini saya dapat dari browsing-browsing , dan nggak taunya kata mbak saya tukang sate langganannya juga pakai cara itu buat negmpukin daging.

2. Menggunakan nanas muda .
 Kupas nanas kemudian parut , balurakan parutan nanas ke dagingnya. Tapi jangan lama-lama karena kalau kelamaan nanti dagingnya malah hancur. Sekitar 15 menit lah. Pakai nanas yang masih hijau malah lebih sip / lebih cepat ngempukin daging.


3. Menggunakan tepung kanji
Lumuri daging dengan tepung kanji, biarkan beberapa menit. Saya pakai cara ini baru satu kali entah karena mungkin kurang lama atau gimana tetapi hasilnya lebih memuaskan kalau pakai daun pepaya. Tapi orang lain juga ada yang pakai cara ini buat ngempukin daging.

Dan diantara tiga cara tersebut menurut saya yang paling sering saya praktekkan adalah cara no 1 yaitu pakai saun pepaya. Secara cara ini yang paling hemat hehehe nggak harus beli cukup petik aja daun pepayanya gratis.  Karena  kebetulan punya pohon pepaya, walaupun pohonnya masih kecil ternyata bisa bermanfaat juga sampai brindil (bahasa jawanya ) karena sering diambil daunnya. Eitss bukan karena daunnya habis terus sering masak daging ya tapi karena memang daun pepaya itu memang banyak sekali manfaatnya.

Awalnya pakai daun pepaya itu setengah nggak percaya juga masak sih cuma ditempelin gitu dagingnya bisa empuk? eh ternyata benar hasilnya memang benar-benar memuaskan dagingnya bisa cepat empuknya. Alhamdulillah  bisa menghemat waktu dan juga bisa menghemat gas.

SELAMAT MENCOBA!!