Pages

Senin, 14 Desember 2015

Aku dan Kamu (FC) - 1

Hujan-hujan gini biasanya sukanya duduk manis sambil baca buku dan ngemil. Ngemilnya snack-snack kentang yang meskipun tahu itu banyak msgnya tapi tetap dimakan karena enak dilidah. Tapi hujan di senin sore bulan Desember ini beda, lagi asyik nulis di blog sambil menikmati sop taoge dan gambas yang aduhai lezat rasanya (muji masakan sendiri).

Ada rasa syukur yang mendalam ketika aku bisa mengenal namanya FC (Food Combining). Awal kenal nama ini pertama kali lihat di postingan lewat status teman di fb. Awalnya saya fikir itu semacam program diet. Kemudian setelah itu kebetulan majalah Ummi mengulas tentang Food Combining (lupa edisi berapa) . Dari baca di ummi lumayan tertariklah oh ternyata FC itu bukan program diet tapi hanya mengatur pola makan. Sampai disitu saya pun tertarik dan browsing tentang FC di internet. Saya baca satu persatu blog maupun artikel yang mengulas tentang FC. Semakin tertarik tetapi ada keraguan sedikit kira-kira nanti kalau menerapkan pola fc tambah kurus nggak ya? Browsing lagi lah dengan kata menambahkan kata kunci kurus, akhirnya nemu di salah satu blog yang dulunya kurus sekarang malah bisa ideal. Dan yang paling membuatku semangat untuk FC adalah ketika menemukan grup fc di Facebook namanya grup "Food Combining Indonesia" .Makin semangat dong apalagi dari dulu kan memang niat banget pengen nambah berat badan. Tapi kemudian niat itupun ku rubah Bismillah niat fc karena pengen badan yang sehat, segar bugar kalaupun nanti berat badan bisa naik anggap saja itu bonus yang indah.

Jreng...jreng...pola makan FC pun dimulai..hari pertama belum begitu maksimal. Belum sampai jam 11.30 sudah tergoda sama nasi dan sayur. Dan hari-hari berikutnya adalah hari-hari perjuangan, masih suka lupa belum minum JENIPER (Jeruk Nipis Peras) yang diminum setelah bangun tidur ketika mulut dalam keadaan kering. Kadang lupa kehabisan stok jeruk nipis dan kadang juga lupa kalau stok buahnya sudah habis. Sering tergoda untuk makan lele atau ayam sama nasi. 

Sering banget khilaf ku coba introspeksi diri kutanya diri ini kalau kayak gini terus kapan bisa berhasilnya. Timbul lagi semangat mulai rajin ke pasar subuh beli buah beli jeruk nipis. Pelan - pelan ku coba tambah asupan air minum.Bismillah dan sampai sekarang pun masih berusaha dan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup.


Rabu, 04 November 2015

Ayam Ingkung Bu Sutini

Malam-malam dalam perjalanan dari probolinggo menuju ke Trenggalek,  perut ini terasa akhirnya, akhirnya kami pun memutuskan untuk wisata kulinerndi Malang. Berdasarkan rekomendasi dari adik sepupu yang kebetulan kuliah di Malang kita mencari makan di daerah sawojajar. Tujuan pertama mencari rumah makan namanya warung AG menunya macam-macam khas makanan rumahan. Sampai di sana ternyata makanan sudah habis. Tujuan kedua adalah warung kendang, warung ini ramai menunya hanya ada dua yaitu ayam dan bebek. Nasi bisa diambil sendiri. Ternyata di warung kedua pun menu ayam yang kita cari juga sudah habis. Olala perut lapar badan letih cari tempat makan aja susah. Tujuan ketiga pun dipilih ayam ingkung Bu Sutini. 

Di depan  tempat makan ini aku terpukau sama bangunannya yang megah. Wah kalau  bangunannya kayak gini kira-kira mahal nggak ya harga makananya. Ragu-ragu masuk ke rumah makan sambil berdoa semoga harganya standar-standar aja. 

Langsung mencari tempat duduk , tempatnya lumayan bersih. Ada fasilitas wifi dan toilet. Untuk toilet hanya disediakan dua kamar mandi yaitu toilet wanita dan laki-laki. Toilet lumayan bersih. Setelah semua duduk masnya kasih kita 2 buah buku menu. Penasaran langsung ku buka lembar demi lembar buku menu tersebut. Alhamdulillah senyum pun terpancar ternyata harga standar dengan harga makanan di kota. 

Akhirnya ku pesanlah lalapan lele, suami pesan ayam ingkung goreng, adik-adik lain ada yang pesan lalapan juga tapi sebagian besar lebih memilih memesan minuman saja.Untuk rasa makanan sih menurut saya lumayan enak walau sambalnya teraasa biasa kurang pedas. Tapi okelah bisa menjadi alternatif tempat makan kalau pas mampir di Malang. Rumah makan ini berada di Jalan Danau Bratan Raya H1-B42 Sawojajar-Malang.

Dan berikut adalah beberapa  daftar menu makanan dan minuman yang sempat saya foto.Untuk minuman tersedia berbagai macam milkshake, berbagai minuman dari susu mulai susu rempah, susu jahe dan banyak macam lainnya, ada juga teh, kopi, jusdan banyak ragam minuman lainnya.Rata - rata harga nya 9.000 an.

























Minggu, 27 September 2015

Selamat Pagi Bromo


Perjalananpun dimulai di hari Sabtu, 25 Juli 2015 jam 09.00 WIB. Rencana hari ini kita sekeluarga nginap di Probolinggo karena memang ada acara pernikahan saudara. Alhamdulillah perjalanan dari Trenggalek - Malang. Di malang kita singgah dulu dikosan adik untuk shalat Dhuhur sekaligus makan siang. Tepat jam 13.30 perjalananpun dilanjut kembali menuju ke pasuruan. Olala sampai di by pas Blimbing macet, lumayanlah setengah jaman. Setelah sempat bermacet ria Alhamdulillah perjalanan kembali lancar . Sampai di Pasuruan kita mampir dulu neh di masjid ini. Masjid ini pas banget untuk istirahat tempatnya luas dan di sebelahnya ada warung kopi jadi bisa neh buat ganjal-ganjal perut. Setelah dirasa istirahat kita lanjut lagi menuju Probolinggo. 

Rehat dulu di salah satu masjid di Pasuruan
Perjalanan Pasuran - Probolinggo menghabiskan waktu  sekitar 3 jaman. Sampai di Probolinggo langsung menuju penginapan. Penginapannya namanya Penginapan Dharma. Tempatnya lumayan bersih dan nyaman. Tarifnya pun lumayan murah. Untuk kamar ac tarifnya Rp.125.000,- kamar lumayan bersih ada dua tempat tidur dan tv. Kalau mau cari makan pun tidak susah didepan penginapan ada rumah makan yang rame banget . Menunya lalapan, harganya cukup terjangkau (kalau dibandingkan dengan Trenggalek sih ya murahan di Trenggalek). Rasanya lumayanlah.Cukup dengan jalan kaki kita bisa ke warung. Karena jalannya ramai hati-hati bawa dompet ataupun tas. Ketika aku disana ada kejadian pencopetan soalnya dan menurut warga disitu memang sering terjadi penjambretan. 

Houstel Dharma
Oh ya tempat penginapan lumayan dekat dengan alun-alun kota Probolinggo. Dan satu yang membuat aku terkejut ternyata stasiun nya ada di depan alun-alun Probolingggo. Kita sempat jalan-jalan sebentar ke alun-alun. alun-alunnya ramai sekali karena kebetulan waktu itu malam minggu.

Selesai mengisi amunisi kita mempersiapkan persiapan yang akan kita bawa ke Bromo. Jaket tebal, masker, kacamata, air mineral, biskuit, mukena, kaos kaki, kaos tangan, obat-obatan. Semua siap lanjut tidur karena besok jam 02.00 kita dijemput sama travel. 

Houstel Dharma
Waktu begitu cepat berlalu, alarm berbunyi tetap  jam 01.00 mata sebenarnya masih mengantuk. Untuk mengusir kantuk terpaksa deh mandi. Byuuuur dingin sekali. Selesai mandi keluarga lainnya juga sudah siap. Travel sudah siap werrr dengan mobil travel kita menuju ke Bromo. Dalam hati berbisik "Bromo.....i am coming...." . Perjalanan menembus malam , sepi sunyi senyap dan akhirnya terlelap. Begitu bangun tahu-tahu jalanan sudah menanjak tampak di kejauhan lampu-lampu berkelap-kelip kanan kiri hutan. 

Mulai disinilah kita naik Jep
Sampai di Cemorolawwang berhenti gantian kita naik Jep. Disini banyak penjual yang nawarin syal, masker , kaos kaki. Sampai disini hawa dinginnya sudah mulai terasa. Jep pun diisi dengan 7 orang dewasa dan dua anak kecil. Kita berangkat dengan semangat penuh 45. Awal - awal perjalanannya santai-santai aja menikmati jep walau pun jalananan naik turun. Bapak pengemudi Jep begitu mahir menerjang jalanan. Ku paksakan untuk tidur tapi tidak bisa malah ujung-ujungnya pusing. Perjalannany terasa sangat jauh , naik turun belok terus begitu. Dari pusing kok merambat ke perut mual-mual mau muntah, dalam hati berkata jangan muntah dulu...jangan muntah dulu...Jadi tuh menahan sampai akhirnya jep berhenti langsung aku keluar mengeluarkan isi perut .Legaaaa...pusing langsung hilang....Alhamdulillah...Dan seharusnya kita tidak berhenti disini tetapi berhubung jalannya macet (karena memang masih suasana libur lebaran) jadilah kita jalan kaki.

Disini hawa dingin menusuk sampai ke tulang , jalanan ramai penuh motor dan asap knalpot motor. Sesak mau jalan susah, abang -abang ojek nawarin ojeknya sampai capek rasanya jawabnya. Sampai di jalan yang lebih lengang akhirnya untuk meghemat waktu kita putuskan naik ojek. Tarif ojek Rp.10.000,- per orang. Grenggg tak sampai 15 menit sampailah kita di gerbang, turun dari ojek masih jalan kaki naik tanggga. Brrrr udaranya dingin banget. Oh ya jangan lupa bawa senter per orang satu biar jalannya nyaman soalnya memang gelap.

Mataharinya masih malu-malu
Sampai di penanjakan 1 sekitar jam 05.00 orang-orang sudah pada berkumpul nunggu sunrise. Segera laksanakan shalat Subuh disitu juga disediakan tempat shalat ada peralatan shalat juga (tikar, mukena, sarung). Tapi kalau aku sih sukanya bawa mukena sendiri lebih nyaman. Ada toilet dan tempat wudhu juga. Airnya dingin sekali seperti air es. Untuk menggunakan air tersebut kita bayar Rp.2.000,-.

Perlahan pagi pun tiba mataharipun muncul malu-malu berwarna orange kekuningan. Masya Alloh seperti bola kuning yang kecil dan membesar. Dan lihatlah lukisan alam yang indah  terbentang di depan mata. Mulut ini tak hentinya bersyukur bisa melihat kembali pemandangan indah ini. Dari kejauhan terlihat gunung Raung berdiri dengan gagahnya. Kuhirup dalam-dalam udara yang segar sambil memajmkan mata menikmati indahnya alam ini. Alloh... maka nikmat mana lagi yang akan aku dustakan. Begitu kecil...begitu kerdilnya kita diantara ciptaanMu.

Dingin pun berlalu seiring dengan matahari yang mulai bersinar hangat. Dari atas view point penanjakan kita dapat melihat gunung bromo, melihat arak-arakan jep seperti semut yang berjejer beriringan. Tumbuhan menghijau menyejukkan mata. Puas menikmati pemandangan dari penanjakan 1 tepat pukul 07.00 kita berjalan pulang menuju lautan pasir. Sebelum ke lautan pasir mampir dulu ke warung untuk mengganjal perut. Menikmati mie hangat (kalau nggak salah harga mie rebus per porsi Rp.12.000,-). Kemudian naik ojek lagi menuju Jep.

Dari dalam Jep kita nikmati pemandangan yang ada di sekeliling kita. Benar-benar lukisan alam yang indahhh banget. Kira-kira 45 menit  perjalanan sampailah kita di padang pasir. Jep-jep yang berjejer dan kuda-kuda siap menyambut kita. Karena udara panas banyak debu-debu yang beterbangan.

 Kali ini kita tidak naik ke Bromonya karena memang waktu yang mepet (ada acara pernikahan). Puas foto-foto dan menimati lautan pasir kita jam 08.45 kita putuskan untuk pulang. Walau hanya sebentar tapi rasanya puas sekali. Sampai ketemu lagi Bromo dilain kesempatan ....


Bersama dengan partner dunia akhirat
Happy Family
Bapak sopir yang ramah dan sabar


Sabtu, 26 September 2015

Novel Negeri Para Roh


Salah satu syukurku itu adalah mempunyai hobi membaca buku. Pada dasarnya buku apa aja bisa aku baca di waktu senggang. Seperti sore itu ada kiriman buat suami pengirim dari Gramedia isinya buku dengan judul " Negeri Para Roh" buku itu ditulis berdasarkan kisah nyata Dody johanjaya. Yang saya tahu Dody Johanjaya itu dulunya adalah produsernya "Jejak Petualang' yang tayang di Trans 7. Kebetulan saya juga lumayan mengikuti acara tersebut. Habis itu saya sedikit tertarik ujntuk membaca buku tersebut ditambah dengan promosi dari suami yang mengatakan ini bukunya bagus looo? (dalam hati berkata bagaimana tahu bagus nggak lha wong sampeyan aja belum baca). Mulailah ku baca dari cover belakangnya akhirnya ku putuskan ku mulai bacanya mulai sore itu hari Kamis, 24 September 2015 dan selesai dibaca pada hari ini Sabtu, 26 September 2015 pukul 19.21
       Novel ini didasarkan atas kisah nyata dari Dody Johanjaya ketika berpetualang di Asmat . Nama-nama dan karakter tokoh dalam novel ini merupakaan rekaan dari pengarang, kecuali nama Bagus Dwi. 

SINOPSIS:
         Pada tanggal 06 Juni 2006 , longboat berpenumpang lima kru sebuah stasiun televisi berangkat dari Agats menuju Timika. Mereka adalah Senna, Totopras, Sambudi, Bagus dan Hara. Belum lagi tengah hari, laut sekonyong mengganas dan longboat terbalik. Berbekal dry box berukuran lima puluh sentimeter persegi, empat dari mereka harus bertahan di tengah amukan Laut arafuru. Yang seorang lagi terpisahbersama tiga awak perahu , terseret arus ke arah berlawanan.
         Negeri Para Roh adalah kisah tentang kelima kru itu. Di negeri itu mereka belajar mengenal manusia Asmat dan relung-relung ritualnya yang purba. Mereka juga menyaksikan bagaimana roh-roh leluhur dihormati dan sekaligus ditakuti, terus diingat dalam patung-patung ukiran , namun juga dibujuk pergi dan diantar ke dunia abadi di balik tempat matahari terbenam.

 CORETANKU
         Ketika membaca buku ini aku seperti berada diantara orang-orang suku Asmat, membayangkan bagaimana keadaan di sana banyak pohon-pohon, rawa-rawa sungai dan buaya-buaya ganas. . Membayangkan tentang ritual-ritualnya. Membayangkan bagaimana ketika Hara ,Senna , Totopras, Sambudi, dan Totopras menginap di suatu tempat yang masih asing dan misterius yang pasti mjungkin tidak akan terasa jika siang hari tapi ketika malam dan semua teman sudah terpejam tinggal diri sendiri menghitung detik demi detik menit demi menit yang tersa melambat menunggu mata terpejam. 
       

Kemudian ketika peristiwa tanggal 06-06-2006 itu datang ketika  siang yang cerah berubah menjadi mencekam. (Ya Allah diam-diam hati ini bersyukur atas nikmat hari ini). Ketika longboat terbalik dan lima orang tersebut berpisah. Empat orang menaiki dry box (Senna, Hara, Totopras dan Samsudi ) sedangkan Bagus dwi bersama tiga  awak longboat asal Asmat. Angin dan ombak memisahkan longboat dan dry box.  Akhirnya selama 20 jam berada di dry box melawan kantuk, lapar, dahaga membawa mereka ke hamparan pasir. Kelegaan itu hanya berlangsung beberapa menit saja karena ternyata tempat itu belum aman sewaktu waktu bisa saja tempat itu tergenang dengan air. Akhirnya dengan sisa tenaga yang ada mereka berusaha untuk mencari tempat yang lebih aman. Kemudian terdampar di Pulau Tiga, Perairan Arafuru, deretan pulau antara Asmat dan Timika. Di Pulau kosong itulah asa itu digantungkan. Menunggu bantuan yang datang. Waktu yang melambat sampai pada akhirnya hari kelima setelah peristiwa tersebut tepatnya tanggal 10 Juni 2006 doa pun terjawab, akhirnya bantuan itupun datang..

Dan membaca novel ini membuatku rasa syukurku menjadi berlipat-lipat...saat ini kita bisa berada di tempat yang aman, perut yang kenyang, rasa aman, tempat yang hangat  baju yang bersih.

Selasa, 18 Agustus 2015

Review Film Ada Surga Di Rumahmu

Judul Film : Ada Surga di Rumahmu
Sutradara   : Aditya Gumay
Pemain      : Husein Alatas, Zeezee Shahab, Nina  Septiani,Elma Theana, Ustad Al-Habsy, Raihan Khan, Budi Khairul

Husein Alatas, Elma Theana, Zee Zee Shahab, Nina Septiani, Ustad Al-Habsyi, Khairul Budi, Raihan Khan, Qya Gus Ditra, Hendra Wirajaya, Diza Rafengga - See more at: http://www.wowkeren.com/film/ada_surga_di_rumahmu/#sthash.7m3xIpkA.dpuf

Husein Alatas, Elma Theana, Zee Zee Shahab, Nina Septiani, Ustad Al-Habsyi, Khairul Budi, Raihan Khan, Qya Gus Ditra, Hendra Wirajaya, Diza Rafengga - See more at: http://www.wowkeren.com/film/ada_surga_di_rumahmu/#sthash.7m3xIpkA.dpuf

Husein Alatas, Elma Theana, Zee Zee Shahab, Nina Septiani, Ustad Al-Habsyi, Khairul Budi, Raihan Khan, Qya Gus Ditra, Hendra Wirajaya, Diza Rafengga - See more at: http://www.wowkeren.com/film/ada_surga_di_rumahmu/#sthash.7m3xIpkA.dpuf








SINOPSIS :
Seorang anak bernama Ramadhan (Raihan Khan) memiliki bakat ceramah sejak kecil. Di usianya yang masih belia, ceramahnya bahkan mampu menyentuh hati banyak orang di masjid tempat tinggalnya, tak terkecuali ayahnya, Abuya (Budi Khairul). Melihat bakat anaknya itu, Abuya bersama sang istri, Umi (Elma Theana) memutuskan untuk mengirim Ramadhan untuk belajar di sebuah pesantren. 
Pesantren itu sendiri dipimpin oleh sahabat Abuya yang bernama Ustadz Athar (Ustadz Ahmad Alhabsyi). Selain karena memiliki bakat ceramah, alasan lain Ramadhan dikirim ke pesantren adalah karena ia termasuk anak yang nakal dan suka berkelahi dengan temannya. Untuk itulah, Abuya dan Umi berharap dengan di pesantren, Ramadhan bisa memaksimalkan bakatnya dan tidak nakal lagi. 
  
Ada Surga ...
Beranjak dewasa, Ramadhan (Husein Alatas) berubah menjadi laki-laki yang lebih bertanggung jawab. Ia menjadi pemuda sholeh dan mengajar di  pesantren. Ia pun terus fokus mendalami ilmu agama dan juga beladiri hingga menjadi teladan serta orang kepercayaan ustadz Athar di pesantren tersebut. Ia pun bertekad suatu saat bisa ceramah di televisi. Namun, kondisi Umi yang mulai sering sakit-sakitan membuat Ramadhan bingung menggapai cita-citanya itu.  
Di sisi lain, ada godaan yang membuat Ramadhan berada di persimpangan jalan. Ia bertemu dengan Kirana (Zeezee Shahab), dan berhubungan semakin dekat. Tetapi, perkenalan tersebut menyisakan rasa cemburu bagi Nayla (Nina Septiani), perempuan yang sudah menjadi teman akrab Ramadhan sejak kecil di tempat tinggalnya. Mereka pun pada dasarnya sudah dekat dan saling suka. 
Sumber : http://www.film21bioskop.com/2015/03/film-ada-surga-di-rumahmu-2015-bioskop.html
Menurut saya film ini film berkualitas yang mengingatkan kita untuk selalu berbakti kepada orang tua. Surga itu dekat dan ada dirumahmu surga itu adalah surga orang tua kita. 
Catatan dari film ini yang membuatku meneteskan air mata :
  1. Saat Ramadhan kecil bercerita tentang kisah Uwais Al -Qarni, Uwais Al-Qarni adalah orang yang sangat dicintai oleh Rasul.Mengapa?? Karena dia sangat mencintai ibunya. Ia gendong ibunya sampai kulitnya melepuh dan mengelupas untuk melaksanakan haji. Sampai di Mekah Uwais bertemu dengan sahabat Rasulullah yang bernama Abdullah bin Umar. Uwais pun bertanya, aku gendong ibuku ratusan kilometer agar ibuku bisa berhaji apakah akan terhapus seluruh dosa-doasaku? Apakah terbalas seluruh jasa ibuku? Abdullah pun mengatakan bahwa " Bahkan jika kau gendong ibumu mengitari Ka'bah dan kau gendong lagi beliau hingga kiamat tak setetespun darah beliau saat melahirkan akan bisa kau balas "
  2. Saat seorang anak yatim piatu yang ditemui Ramadhan di suatu malam di Masjid . Anak itu bercerita seandainya saja emak dan Bapaknya bisa hidup dia berjanji tidak akan nakal lagi, menjadi anak baik, bisa membuat bangga orangtuanya
  3.  Pengorbanan seorang untuk mendonorkan ginjalnya demi mengharapkan doa untuk anaknya.
  4. Nasehat Ustad Athar kepada Ramadhan "Jangan kau sekali-kali kau kecewakan ayahmu, jangan kau hancurkan hati dan perasaannya.
  5. Ceramah Ramadhan tentang kisah seorang teman yang tidak mengangkat telpon dari ibunya dan kalian tahu itu adalah telpon terakhir dari ibunya karena malamnya ibunya meninggal.
  6. Kita sering mencari surga jauh-jauh padahal surga itu ada di rumah kita, surga yang paling mudah dan cepat kita dapatkan adalah orang tua kita.
  7.  Kata-kata di ending film " Kapan terakhir engkau mendoakan orangtuamu setulus hati?

Mata hati takkan sepasi..
Cinta kasihmu ibu..
Tercurah tanpa terputus..
Meski aku tak pernah tahu..
Dalam hening kau ucap do'a..
Do'a cintamu ibu..
Berulang-ulang kau sebut..
Untuk aku sepanjang hidup..
Takkan pernah kumencoba..
Teteskan air mata lukamu..
Karena ku tahu setiap ucapmu..
Selalu menjadi nyata..
Takkan pernah kumencari..
Surga sebelum surga kakimu..
Karena kutahu dans emua tahu..
Ada surga dirumahmu..
Itu Ibu..



Teruntuk Bapak dan Emakku.
Maafkan jika aku belum bisa bahagiakan Emak dan Bapak.
Walaupun kita tidak pernah mengucapkan kangen, cinta, sayang tapi aku tahu bahwa disetiap doa kalian selalu ada namaku. 
Tak mungkin aku bisa balas jasa-jasamu 
Yang ku bisa hanyalah memberikan doa buat Bapak dan Emak
Agar Allah SWT senantiasa memberikan Emak dan Bapak kesehatan 
Aku akan berusaha menjadi anak yang sholeh seperti doamu supaya doaku senatiasa di ijabah oleh Allah SWT.
Amin.

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
***********************Trenggalek, 19 Agutus 2015 ******************************8






Jumat, 24 Juli 2015

Kamis, 23 Juli 2015

"Andai Aku Tidak Menikah Denganmu" - Ustadz Dr. Syafiq Basalamah, MA.


"Andai Aku Tidak Menikah Denganmu" - Ustadz Dr. Syafiq Basalamah, MA.

Teruntuk para suami ...
Teruntuk para calon suami...

Pernikahan adalah suatu janji besar, suatu pertanggung jawaban yang berat bagi seorang lak-laki yang mana dia mengambil seorang wanita dari kedua orangtuanya untuk hidup bersamanya dalam sebuah bahtera rumah tangga yang di pimpin olehnya.

Namun realitanya berapa banyak perempuan yang harapanya hanya mimpi kebahagiaannya menguap seperti embun segar ketika di sapa mentari pagi, hari-harinya bak neraka panas dan membakar hati, KDRT sudah menjadi santapannya sepanjang hari. Mawar yang indah itu hidup di bumi yang kering kerontang tanpa air yang menyirami.

Sudah saatnya seorang suami memahami tabiat istri. Jangan biarkan air matanya menetes di pipi. Jadikanlah ia hiasan terindah yang di miliki. Jangan sampai terbetik di hatinya perkataan : "ANDAI AKU TIDAK MENIKAH DENGANNYA" (Resensi Buku "Andai Aku Tidak Menikah Denganmu ")